Berkah Kunjungan Sang Pejabat

 

“Madrasah harus berani berInovatif, kreatif dan progresif”. Demikian pesan singkat yang dapat kami tangkap dari arahan Kasie Kurikulum dan Evaluasi Kementerian Agama RI, Dr. Zulkifli, S.Ag,M.Si, dihadapan tim pengembang kurikulum secara langsung. Sebuah harapan yang sebenarnya biasa biasa saja, mengingat motto itu tidak sekedar slogan tapi sudah lama dipraktekkan madrasah. Sehingga ketika kurikulum merdeka mengusungnya sebagai nyawa pembaharuan dan ingin dikembangbiakkan di lingkungan madrasah maka sebenarnya tidak lagi dianggap asing yang baru dikenal. Sudah familier mengintegral menjadi bagian dari denyut nadi kehidupan madrasah.

Bukti bahwa inovatif, kreatif dan progresif sudah menjadi separo nyawa madrasah adalah dapat terpantau dari struktur kurikulum yang sudah dilakukan selama ini. Ada struktur kurikulum madrasah reguler, ada struktur kurikulum madrasah keagamaan, struktur kurikulum madrasah ketrampilan, struktur kurikulum madrasah riset. Begitupun dalam mengelaborasi peluang hadirnya mata pelajaran tambahan sebagai kekhasan madrasah juga muncul kelas IT, kelas Tahfidz, kelas TOEFL, kelas kitab kuning. Layanan klasikal yang sangat elaboratif dan progresif berdasarkan peminatan.

Kreatifitas madrasah juga semakin tampak pada jenis ekstrakurikuler yang ditawarkan kepada peserta didik. Ada pramuka, banjari, band, paskibra, seni tari, kaligrafi, desain grafis, catur, tenis meja, vollyball, basket, futsal, elektro. Tawaran yang cukup representatif untuk disebut variatif kreatif. Memberi kesempatan kepada setiap bakat dan minat dapat tumbuh berkembang secara terbuka.

Progresivitas madrasah juga terpantau dari helatan kompetisi yang digelar. Ada Kompetisi Sains Madrasah, ada lomba karya tulis ilmiah madrasah berbasis riset MYRES (Madrasah Young Reaearchers Super Camp) bidang Ilmu Keagamaan Islam, Ilmu Sosial dan Kemanusiaan, Ilmu Matematika, Sains dan Pengembangan Teknologi. Sebuah ihtiar menghadirkan peneliti muda dalam menyambut Indonesia emas 2045.

Begitupun nuansa inovatif, kreatif dan progresif nampak pula dalam implementasi Kurikulum Merdeka dimana ada pelaksanaan proyek P5PPRA sebagai penguat penanaman karakter peserta didik. Didalamnya ada kebebasan dalam menentukan topik sebagaimana kebutuhan madrasah bersangkutan. Bentuk dan jenis kegiatan murni menjadi domain internal. Negara hanya memberikan tema wajib yang harus dieksekusi habis melalui elaborasi elemen dan sub elemen sebagai perangkat pendukung.

Inovatif, kreatif nampak juga dalam proses pembelajaran yang dilakukan dengan mensyaratkan pembelajaran abad 21 yang bercirikan pembelajaran yang kreatif, kolaboratif, komunikatif dan bernalar kritis. Juga mengarahkan pada pembelajaran bermakna yaitu pembelajaran yang dikontekstualisasi dengan kehidupan nyata. Pembelajaran yang memberikan kompetensi dapat menyelesaikan persoalan diri dan lingkungannya.

Praktis, banyak sudah instrumen yang membuktikan bahwa madrasah layak disebut sebagai pengasong gagasan yang kreatif, inovatif dan progresif sebagaimana yang diharapkan oleh Dr. Zulkifli, S.Ag,M.Si., hanya saja penulis melihat inti pesan bukan terletak pada konfirmasi (sudah apa belum) dilaksanakan tapi lebih pada gugatan kualitas pelaksanaan. Dianggap masih jauh dari harapan.

Pada tataran inilah nampaknya kita harus mengakui bahwa berinovasi, kreatif dan progresif yang selama ini dilakukan baik dalam proses pembelajaran, dalam berkompetisi, dalam berekstrakurikuler bahkan termasuk dalam ber- P5 PPRA masih belum sempurna menggembirakan. Masih diperlukan lagi energi baru yang mensupport dapat berbuat lebih baik lagi. Dan salah satu support yang dapat dilakukan adalah membuat perencanaan dengan bagus, eksekusi pelaksanaan yang terukur, hasil kegiatan yang menggembirakan dan pelaporan kegiatan yang akuntabel.

M. Abidin

 

 

 

 

Share this post

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Share on pinterest
Share on print
Share on email